Urban Ekosistem


Ekosistem Kawasan Perkotaan

Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi.
Jenis jenis Ekosistem:
1.      Ekosistem Air
-          Ekosistem air tawar.
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak mencolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji.
-          Ekosistem air laut.
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar.
-          Ekosistem estuari.
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Ekosistem estuari memiliki produktivitas yang tinggi dan kaya akan nutrisi. Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton.
-          Ekosistem pantai.
Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan angin. Tumbuhan yang hidup di ekosistem ini menjalar dan berdaun tebal.
-          Ekosistem sungai.
Air sungai dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan memberikan oksigen pada air.  Ekosistem sungai dihuni oleh hewan seperti ikan kucing, gurame, kura-kura, ular, buaya, dan lumba-lumba.
-          Ekosistem terumbu karang.
Ekosistem ini terdiri dari coral yang berada dekat pantai.Berbagai invertebrata, mikro organisme, dan ikan, hidup di antara karang dan ganggang. Herbivora seperti siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan karnivora. Kehadiran terumbu karang di dekat pantai membuat pantai memiliki pasir putih.



2.      Ekosistem Darat
-          Hutan hujan tropis.
Hutan hujan tropis terdapat di daerah tropik dan subtropik. Ciri-cirinya adalah curah hujan 200-225 cm per tahun. Spesies pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya. Dalam hutan hujan tropis sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan) dan anggrek sebagai epifit. Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.
-          Padang rumput.
Ciri-ciri padang rumput adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun, hujan turun tidak teratur, porositas (peresapan air) tinggi, dan drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus dan ular.
-          Gurun.
Ciri-ciri ekosistem gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25 cm/tahun). Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat besar. Di gurun dijumpai  tumbuhan berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia, semut, ular, kadal, katak, kalajengking, dan beberapa hewan nokturnal lain.
-          Hutan gugur.
Hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang yang memiliki emapt musim, ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewan yang terdapat di hutam gugur antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakun (sebangsa luwak).
-          Taiga
Taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik, ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dan sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali, sedangkan hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.
-          Tundra
Tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan perdu, dan rumput alang-alang. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin.


-          Karst (batu gamping /gua).
Karst berawal dari nama kawasan batu gamping di wilayah Yugoslavia. Kawasan karst di Indonesia rata-rata mempunyai ciri-ciri yang hampir sama yaitu, tanahnya kurang subur untuk pertanian, sensitif terhadap erosi, mudah longsor, bersifat rentan dengan pori-pori aerasi yang rendah, gaya permeabilitas yang lamban dan didominasi oleh pori-pori mikro. Ekosistem karst mengalami keunikan tersendiri, dengan keragaman aspek biotis yang tidak dijumpai di ekosistem lain.

3.      Ekosistem Buatan
Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Ekosistem buatan mendapatkan subsidi energi dari luar, tanaman atau hewan peliharaan didominasi pengaruh manusia, dan memiliki keanekaragaman rendah. Contoh ekosistem buatan adalah:
-          Bendungan
-          hutan tanaman produksi seperti jati dan pinus
-          agroekosistem berupa sawah tadah hujan
-          sawah irigasi
-          perkebunan sawit
-          ekosistem pemukiman seperti kota dan desa
-          ekosistem ruang angkasa.












EKOSISTEM PADA KAWASAN PERKOTAAN

Sejarah pekembangan kota menunjukkan bahwa pada awal tahun 1800 masyarakat yang hidup di ekosistem perkotaan diperkirakan hanya 1,7% dari seluruh populasi dunia. Pada saat itu masyarakat hidup di pedesaan dengan lingkungan hidup agraris. Hadirnya masyarakat industri pada akhir tahun 1800-an memulai kecenderungan terjadinya urbanisasi secara global. Pada tahun 1950 populasi masyarakat kota meningkat menjadi 28%, pada tahun 1985 mencapai 42%, dan pada tahun 2000-an akibat pertumbuhan pesat dari penduduk kota menyebabkan setengah penduduk dunia akan tinggal pada kota-kota besar.
Untuk menciptakan suatu ekosistem perkotaan yang sustainable dalam artian dinamis, nyaman dan berbudaya (tertib dan teratur), maka pemahaman masyarakat perkotaan (urban society) terhadap bagaimana sebuah kota bekerja sebagai sistem ekologis. Pemahaman ini akan membawa masyarakat perkotaan dapat mengendalikan titik singgung penting antara aksi manusia dengan kualitas lingkungan hidup perkotaan.
Peningkatan jumlah penduduk di ekosistem perkotaan dimbangi dengan pertumbuhan ekonomi kawasan dan aset pembangunan seperti infrastruktur kota, jaringan jalan, gedung-gedung perkantoran, apartemen, dan lain-lain. Namun demikian terjadi pula peningkatan perubahan bentang alam, konversi lahan, peningkatan ketidakteraturan, berkurangnya kebersihan dan meningkatnya volume sampah serta pencemaran udara, air dan organisme vektor penyakit yang merupakan bagian dari masalah yang muncul pada ekosistem kota.
Untuk itu diperlukannya penanganan, seperti:
Pembuatan taman yang berfungsi sebagai keindahan dan estetika kota untuk mengimbangi bentuk massif jalan, gedung-gedung dan rumah yang kaku serta tandus. Taman dibuat oleh manusia yang menyebabkan vegetasi yang ada sebagai habitat jenis burung, serangga, cecak, dan tupai. Didalamnya terjadi rantai makanan dan siklus hara yang relative pendek. Hal ini wajar, mengingat jenis tumbuhan yang ditanam tidak seragam. Dengan adanya vegetasi ditepi jalan dan tanah lapang mengundang jenis burung untuk bersarang, mencari makan dan bertengger. Jenis burung yang umumnya adalah burung gereja, pipit, jalak, kutilang, dan lainnya.

Dinding dan tembok pagar atau rumah dapat dihuni oleh tanaman dan hewan. Tanaman yang sering di temui antara lain lumut daun, lumut kerak, paku-pakuan, tanaman perayap. Hewan yang terlihat antara lain laba-laba, semut dan cecak. Koloni organisme yang berada didinding dipengaruhi oleh tipe dan usia material bagunan, tipe dan usia cat. Dinding dan tembok baru tidak langsung dihuni organisme karena material bangunan masih bersifat racun dan tidak sesuai sebagai makanan tumbuhan.

Comments

Post a Comment